KOTABARU, GK – Di tengah gelombang digitalisasi yang kian masif, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kotabaru menggelar rapat koordinasi dan silaturahmi bersama jajaran pengurus PGRI cabang se-Kecamatan. Agenda ini menjadi momentum penting memperkuat konsolidasi organisasi dan menyatukan visi menghadapi tantangan pendidikan era teknologi.
Menurut Ketua PGRI Kotabaru, Bun Yani melalui Wakil Ketua PGRI Kotabaru sekaligus sebagai Kepala sekolah SMA Negeri 1 Kelumpang Hilir Sukeranadi, S.Pd, MM, menyampaikan pentingnya peran guru dalam menyikapi perubahan kurikulum yang kini mengusung konsep deep learning, coding, dan kecerdasan artifisial (AI).
“Kami ingin memastikan guru di Kotabaru tidak hanya solid secara organisasi, tetapi juga unggul secara kompetensi. Saatnya bertransformasi menjadi pendidik digital yang adaptif,” ucapnya Sukeranadi pada saat dikonfirmasi oleh genpikalsel.com melalui pesan WhatsApp, Kamis (3/7/25).
Selain itu, Ia menjelaskan bahwa deep learning mendorong siswa berpikir kritis dan memahami konsep lintas mata pelajaran, bukan sekadar menghafal.
“Dalam pendekatan ini, siswa tidak hanya tahu, tapi benar-benar memahami. Guru harus mengarahkan mereka menggali makna dan menghubungkannya secara mendalam.”
Sukeranadi juga menekankan pentingnya pengenalan coding sebagai bahasa masa depan yang membentuk pola pikir logis dan kreatif.
“Coding bukan hanya tentang membuat program komputer, tapi melatih problem solving kemampuan yang relevan di semua bidang.”
Adapun AI dipandang sebagai alat bantu, bukan pengganti guru. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk menganalisis kemampuan siswa, menyusun pembelajaran personal, hingga menciptakan simulasi interaktif.
“AI memang canggih, tapi yang punya hati dan intuisi mendidik tetap manusia (guru).”
PGRI Kotabaru mendorong para pendidik untuk terus mengembangkan diri melalui berbagai pelatihan, baik dari Dinas Pendidikan, BGTK Kalsel, maupun secara mandiri.
“Dunia bergerak cepat. Guru harus terus belajar agar tetap relevan dan mampu memberikan pendidikan kontekstual,” tuturnya
PGRI juga berkomitmen menjadi pusat inspirasi dan inovasi dalam dunia pendidikan.
“Kami ingin PGRI menjadi lokomotif perubahan bukan hanya mengikuti zaman, tapi memimpinnya.”
Di tengah kemajuan teknologi, PGRI menegaskan bahwa nilai-nilai esensial pendidikan tak boleh tergeser. Guru tetap menjadi figur sentral dalam membentuk karakter dan jiwa siswa.
Dengan komitmen kolektif ini, PGRI Kotabaru siap melahirkan pendidik yang melek digital, kuat secara mental, dan humanis dalam pendekatan.
“Karena sejatinya, masa depan pendidikan tak hanya soal teknologi, tetapi siapa yang membimbing di baliknya,” pungkasnya
Yandi