KOTABARU, GK – Kepala Kantor Cabang Bulog Kotabaru, Aditya Dwi Hanggara, memaparkan tantangan dan strategi yang dihadapi selama masa jabatannya dalam menjaga stabilitas pangan di wilayah Kotabaru dan Tanah Bumbu.
Salah satu tantangan utama, menurutnya, adalah menjaga harga beras tetap stabil dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.
“Tahun 2023, wilayah kami mencatat inflasi tertinggi kedua secara nasional. Namun berkat sinergi antara Bulog, pemerintah daerah, dan berbagai pihak, inflasi, khususnya untuk beras, berhasil ditekan sepanjang 2024,” ungkap Aditya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/7/25).
Aditya menyebutkan bahwa strategi distribusi beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) menjadi kunci utama. Bulog menempatkan stok beras di titik-titik strategis agar mudah diakses masyarakat.
“Distribusi kami lakukan melalui mitra pasar, koperasi desa, instansi, hingga BUMN. Ini memastikan semua lapisan masyarakat mendapatkan beras sesuai harga ketetapan pemerintah,” jelasnya.
Selain distribusi, tantangan juga datang dari sisi penyerapan gabah. Bulog kini harus membeli langsung dari petani di lapangan.
“Kami turun langsung ke sawah untuk membeli gabah. Penyerapan di Kotabaru sudah mencapai 92 persen berkat dukungan Dinas Pertanian, TNI, PPL, dan para petani,” terang Aditya.
Terkait kebijakan pembatasan pembelian beras SPHP, ia menegaskan langkah tersebut diambil untuk mencegah penimbunan dan menjaga pemerataan distribusi.
“Stok masih aman. Pembatasan ini sementara, dan akan terus dievaluasi sesuai kondisi di lapangan,” ujarnya.
Untuk memudahkan akses, penjualan beras SPHP dilakukan setiap hari kerja di Kantor Bulog Kotabaru, Senin–Jumat pukul 08.00–17.00 WITA. Masyarakat juga bisa membeli melalui outlet pasar dan mitra binaan yang jangkauannya terus diperluas
“Kami terus berupaya menjaga stabilitas harga dan memastikan masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah dan terjangkau,”tutupnya.[Yandi