BATULICIN, GK – Sebuah foto mendiang Vharellya Putri Daniarto (19), diambil saat momen hangat bersama keluarga di Banjarmasin, kini menjadi satu-satunya kenangan yang tak tergantikan. Gambar itu, yang tersimpan dalam ponsel keluarga, diperlihatkan Hj. Wati, ibunda korban kepada wartawan usai proses rekonstruksi pembunuhan berdarah yang merenggut nyawa anaknya dan melukai sang adik, AZD (11) pada Rabu (18/6/2025).
Rekonstruksi digelar di Jalan Insgub Pelita 4, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Simpang Empat. Suasana emosional menyelimuti lokasi saat kedua orang tua korban menghadapi kenyataan pahit, menyaksikan sang pelaku, HA (24), memperagakan kembali aksi brutalnya. Isak tangis, teriakan amarah, dan kepiluanpun tak terbendung.
“Kami tidak menyangka pelaku bisa setega itu. Padahal sudah lama bekerja sebagai pembantu di usaha kami dan tinggal bersama di rumah,” ungkap keluarga korban.
HA, warga setempat yang sudah beberapa tahun tinggal di rumah korban, justru berkhianat dengan aksi kejam. Saat pelaku digiring ke mobil, keluarga tak mampu menahan emosi. Teriakan, “Hai pembunuh, pembunuh!” menggema di udara. Polisi berjaga, menahan mereka yang mencoba mendekati mobil tersebut.
Kenangan terakhir Vharellya, menurut Hj. Wati, diabadikan saat mereka sekeluarga menonton film di bioskop salah satu mal di Banjarmasin.
Santriwati lulusan pondok pesantren ternama luar Kalimantan Selatan itu baru empat bulan pulang. Ia sedang belajar berjualan soto bersama ayahnya, membangun mimpi kecilnya dari rumah.
“Saya minta kepada pihak Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan agar pelaku dijatuhi hukuman seberat-beratnya, syukur-syukur bisa dihukum mati,” tegas H. Tio, sang ayah, dengan istri yang menangis di sampingnya.
Kapolres Tanah Bumbu, AKBP Arief Prasetya, melalui Kapolsek Simpang Empat, AKP Tony Haryono di wakili Kanit Reskrimnya, Aipda Mihrab, menyebutkan rekonstruksi ini dilakukan untuk memperjelas jalannya perkara.

“Rekonstruksi ini juga melibatkan pihak Kejaksaan. Ada 13 adegan yang diperagakan untuk memperjelas peristiwa tersebut dan melengkapi berkas perkara,” jelasnya.
Adegan ke-10 menjadi sorotan. Di momen inilah, Vharellya ditusuk dua kali oleh pelaku dengan pisau yang bahkan tertinggal di tubuh korban. Kejam dan membabi buta. Pelaku sempat kabur, namun akhirnya tertangkap dalam Operasi Sikat Intan I 2025 di Desa Saring, Kusan Tengah.
“Saat saksi masuk dari pintu belakang, ia melihat pelaku tengah menganiaya korban di ruang tengah. Saat hendak ditangkap saksi, pelaku kabur,” beber Mihrab.
Sebelumnya diberitakan bahwa Peristiwa kelam itu terjadi Minggu sore (11/5/2025). HA mengamuk menggunakan pisau dan parang, menghabisi Vharellya dan melukai AZD. Motif sementara diduga karena pelaku terganggu suara gaduh saat beristirahat, hal sepele yang berujung tragedi berdarah.
Kini, satu keluarga dilanda duka mendalam. Foto kenangan di ponsel menjadi saksi bisu cinta yang direnggut oleh kebrutalan. Yang tersisa hanyalah permohonan, keadilan yang setimpal untuk sang malaikat kecil, Vharellya.[jon