KOTABARU, GK – Setelah sempat mengalami pemadaman listrik yang berujung pada aksi demonstrasi warga Desa Gunung Batu Besa, Kecamatan Sampanahan, Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan.
Pihak Manajemen PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kotabaru, melalui Manager PLN UP3 Kotabaru, Anas Febrian, menegaskan komitmennya untuk memberikan pelayanan terbaik.
Selain itu, Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami warga akibat perubahan pola operasi listrik dari 24 jam menjadi 12 jam. Menurutnya, kondisi ini merupakan keputusan darurat demi mencegah pemadaman lebih lama.
“Kami memahami situasi ini dan meminta maaf kepada warga. Perubahan pola operasi ini bukan hal yang kami inginkan, melainkan langkah yang terpaksa diambil akibat keterbatasan suplai BBM,” ujar Anas dalam wawancara dengan genpikalsel.com melalui via telepon WhatsApp, pada Selasa (6/5) kemarin.
Anas Febrian menjelaskan bahwa secara prinsip, PLN telah mengalokasikan kebutuhan BBM sepanjang tahun. Namun, berbagai kendala seperti cuaca buruk, laut surut, gelombang tinggi, serta kerusakan armada kapal yang berada di luar kendali PLN menjadi hambatan utama dalam pengiriman BBM ke lokasi.
“Upaya distribusi melalui jalur darat juga belum optimal karena akses terbatas, sehingga PLN hanya dapat mengandalkan truk berkapasitas kecil yang tidak dapat beroperasi saat hujan,” tambahnya
Sebagai solusi jangka panjang, PLN berencana menginterkoneksikan Desa Gunung Batu Besar dengan sistem kelistrikan 20 kV setelah pembangunan Gardu Induk di Kecamatan Sungai Durian selesai tahun depan.
“Kami berharap dengan interkoneksi ini, masyarakat tidak lagi mengalami keterbatasan listrik dan mendapatkan layanan yang lebih stabil,” jelas Anas.
“Kemudian untuk saat ini, PLN memastikan bahwa pasokan listrik di Desa Gunung Batu Besar telah kembali beroperasi normal,” Pungkasnya
Dengan langkah-langkah strategis ini, PLN menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan solusi berkelanjutan bagi masyarakat Kotabaru.