TPS 3R Desa Sungai Taib Kembali Beroperasi, Warga Antusias Dukung Pengelolaan Sampah Mandiri

KOTABARU, GK – Pemerintah Desa Sungai Taib, Kecamatan Pulau Laut Tengah, kembali mengaktifkan operasional Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) setelah sempat terhenti pada akhir 2024.

Program ini kini kembali berjalan sejak awal Oktober 2025, dengan dukungan kendaraan operasional dan tenaga kerja dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotabaru.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Desa Sungai Taib, saat ditemui awak media di ruang kerjanya pada Kamis (23/10/2025).

“TPS 3R di desa kami sebenarnya sudah berjalan sejak lama. Namun sempat terhenti karena kendala operasional dan pendanaan. Alhamdulillah, sejak awal bulan ini, DLH kembali mendukung dengan menyediakan mobil L300 dan menggaji petugas selama tiga bulan. Sekarang sudah aktif kembali dan berjalan lancar,”ujarnya.

Untuk mendukung keberhasilan program, Pemerintah Desa Sungai Taib telah merekrut lima orang tenaga kerja lokal. Setiap hari, mereka bertugas mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah mulai pukul 07.30 WITA, menyusuri gang-gang permukiman warga.

Sampah yang dikumpulkan kemudian dipilah di TPS 3R, contohnya sampah organik dan non-organik dipisahkan, yang bernilai ekonomis dijual, sementara sisanya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

“Kami ingin program ini bukan hanya soal kebersihan, tapi juga membuka lapangan kerja dan membangun kesadaran warga,” tambahnya.

Sebagai bentuk partisipasi, warga yang ingin dilayani diwajibkan membayar iuran bulanan. Dana itu nanti digunakan untuk biaya operasional, seperti pembelian bahan bakar kendaraan pengangkut. Sementara itu, gaji petugas masih ditanggung DLH hingga Desember 2025.

“Iuran ini sudah disepakati bersama dalam rapat desa dengan RT dan BPD. Warga tidak keberatan, karena mereka merasakan langsung manfaatnya. Sampah tidak lagi berserakan, lingkungan jadi lebih bersih,” jelasnya.

Dengan beroperasinya kembali TPS 3R, desa kini dapat kembali memberdayakan lima tenaga kerja lokal, sekaligus mendorong kesadaran kolektif warga untuk menjaga kebersihan lingkungan.

“Ke depan, kami berharap gaji petugas bisa tetap disubsidi, sementara operasional ditopang dari iuran warga. Yang penting, masyarakat merasa nyaman dan lingkungan tetap bersih,” tuturnya.

Saat ini, sudah ada sekitar 70 hingga 100 kepala keluarga yang terdaftar sebagai peserta layanan TPS 3R. Pemerintah desa optimistis jumlah ini akan terus bertambah seiring meningkatnya kesadaran warga.

“Yang penting bersih. Selama masyarakat mendukung dan tidak ada keluhan, kami akan terus jalankan program ini,” pungkasnya.

Yandi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *