KOTABARU, GK -Kepala Dinas Perhubungan Kotabaru, Khairian Anshari, S.STP., M.Si, menegaskan bahwa seluruh program strategis Dinas Perhubungan tetap berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Tahun 2026 akan menjadi momentum penting dengan fokus pada lanjutan program 2025, perluasan layanan, serta digitalisasi sektor transportasi
Khairian menjelaskan, perluasan Penerangan Jalan Umum (PJU) masih menjadi prioritas, terutama di wilayah pesisir dan pedesaan yang belum terlayani. Selain itu, pengembangan Area Traffic Control System (ATPS) terus dilakukan sebagai upaya meningkatkan keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan lalu lintas.
“ATPS bukan sekadar sistem pengendali lalu lintas, tetapi juga instrumen penting untuk pelayanan publik yang lebih modern dan terintegrasi,”ujar Khairian dalam wawancaranya, Jumat (12/12/25).
Menghadapi keterbatasan anggaran, Dinas Perhubungan menekankan optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana yang sudah ada. “Kami tidak menambah aset baru, tetapi memastikan fasilitas yang ada digunakan secara maksimal dan efisien, tanpa mengurangi kualitas layanan masyarakat,”tegas Khairian
Transformasi digital menjadi agenda besar tahun 2026. Layanan uji kendaraan bermotor (KIR) sudah terdigitalisasi melalui sistem e-KIR, sementara sektor perparkiran akan segera menggunakan Electronic Data Capture (EDC) untuk transaksi non-tunai.
“Dengan sistem digital, setiap rupiah bisa dipertanggungjawabkan. Tidak ada lagi kebocoran, semua transparan dan akuntabel,” jelasnya.
Dinas Perhubungan juga menyiapkan mekanisme subsidi angkutan kota berbasis layanan. Pemerintah daerah akan membeli layanan transportasi agar masyarakat tetap terlayani, meski jumlah penumpang minim.
“Angkutan kota akan tetap beroperasi sesuai trayek, dan pergerakannya dipantau melalui GPS yang terintegrasi dengan ATPS. Sama seperti sistem transportasi daring, posisi kendaraan bisa dipantau secara real-time,”tambahnya.
Adapun untuk Inovasi lain yang sedang dikembangkan adalah Smart PJU. Lampu jalan akan terkoneksi dengan ATPS sehingga kondisi lampu dapat dipantau langsung. Jika ada lampu mati, sistem segera memberi sinyal untuk perbaikan.
Selain itu, intensitas cahaya bisa diatur sesuai kebutuhan. “Pada jam sibuk penerangan maksimal sementara menjelang tengah malam bisa diredupkan. Ini bukan hanya efisiensi energi, tapi juga efisiensi anggaran,”paparnya.
Seluruh PJU di Kotabaru kini mulai bermigrasi dari lampu konvensional ke lampu LED. Langkah ini diyakini mampu menekan biaya operasional sekaligus memberikan pencahayaan lebih baik bagi masyarakat.
Dengan strategi berkelanjutan, Dinas Perhubungan Kotabaru menargetkan lima tahun ke depan sebagai periode modernisasi transportasi. Fokusnya bukan pada proyek besar yang menguras anggaran, melainkan pada program nyata, efisien, transparan, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
“Tujuan kami sederhana, menghadirkan layanan transportasi yang aman, nyaman, dan bisa dirasakan seluruh lapisan masyarakat Kotabaru, hingga pelosok sekalipun,”tutup Khairian. [Yandi]






